Shalat Witir ini selalu dilaksanakan oleh Rasulullah Saw. bukan hanya pada bulan Ramadhan, tapi Rasulullah Saw. juga melakukan shalat Witir pada bulan-bulan yang lain. Sementara kita melakukan shalat Witir hanya di bulan Ramadhan, padahal Rasulullah Saw. tidak hanya pada bulan Ramadhan. Dikatakan bahwa Rasulullah Saw. menyampaikan,
الوتر حق فمن لم يوتر فليس منا
“Witir itu adalah benar adanya. Barangsiapa yang tidak melakukan shalat witir, ia bukan termasuk golongan kami.”
Orang yang tidak melakukan shalat witir tidak diakui sebagai umat
Nabi Muhammad Saw. Orang yang pada saat shalat witir kabur bukan umat
Nabi Muhammad Saw. Nabi Muhammad melakukan shalat Witir setiap malam,
baik pada bulan Ramadhan maupun bukan bulan Ramadhan. Kita sebagai
umatnya mestinya harus mencontoh karena Rasulullah Saw. diutus untuk
menjadi contoh bagi kita. Di dalam hidup ini kita minta supaya diberi
rizki yang banyak. Banyak orang tua murid yang menyekolahkan anaknya
ingin supaya anaknya selesai dan bisa bekerja. Itu artinya ingin
mendapatkan rizki; ingin supaya anaknya mendapatkan kedudukan yang baik
sehingga hasilnya lumayan. Ini kan ingin mendapatkan rizki. Padahal
sudah dikatakan oleh Rasulullah Saw.,
فمن لم يوتر فليس منا
“Orang yang tidak mau menjalankan shalat Witir bukan termasuk umatku.”
Kalau kita tidak diakui sebagai umat Nabi Muhammad, mau ikut siapa?
Mau ikut Nabi Adam? Tidak akan diakui. Di samping postur kita
kecil-kecil, kita pendek lagi. Umat Nabi Adam as. itu besar-besar.
Biasanya jamaah haji pada akhir rentetan ibadah haji sengaja ziarah ke
Jeddah karena di sana terdapat makam yang diyakini sebagai makam siti
Hawa. Siapa siti Hawa itu? Istri Nabi Adam as. Kota itu kemudian disebut
dengan Jeddah, yang berarti nenek. Di situ ada makam siti Hawa yang
panjangnya sampai 80 meter. Masjid ini saja kalah. Masjid ini hanya 17
meter. Kamu mau mengaku ikut jadi umat Nabi Adam? Tidak akan diakui.
Kamu sudah kecil, pendek lagi. Mau ikut Nabi siapa? Nabi Nuh juga
berpostur tinggi besar. Umurnya pun panjang-panjang. Kalau kita tidak
melaksanakan shalat Witir, kita diancam tidak termasuk umat Nabi
Muhammad Saw. Kemarin dikatakan bahwa Imam Abu Hanifah, salah seorang
ulama yang banyak pengikutnya di dunia, mengatakan bahwa shalat Witir
itu wajib. Shalat wajib bagi Imam Abu Hanifah yang diikuti oleh sekian
banyak umat Islam di dunia ini ada enam; selain yang lima (Subuh, Zuhur,
Ashar, Maghrib, dan Isya’) ditambah lagi shalat Witir. Mereka tidak
pernah meninggalkan shalat Witir. Pekerjaan kita meninggalkan shalat
Witir. Waktu yang kita gunakan untuk shalat Witir lebih sedikit daripada
waktu yang tidak kita gunakan untuk shalat Witir dalam waktu satu
tahun. Ini sangat penting sekali sampai Rasulullah Saw. mengatakan,
فمن لم يوتر فليس منا
Anak-anak sekalian, kita ingin tetap diakui oleh Nabi Muhammad
sebagai umatnya, bahkan kita ingin dicintai oleh Allah Swt. Kalau kita
ingin dicintai oleh Allah Swt., kuncinya adalah kita harus mengikuti apa
yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. Allah sudah memberikan petunjuk
di dalam al-Quran,
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakan, wahai muhammad, ‘Jika kakmu benar-benar mencintai
Allah, ikutilah aku, Allah akan mencintai kamu semua dan Allah akan
mengampuni dosa-dosamu.’”
Satu hal yang lucu ialah sebagai manusia tidak ingin dicintai oleh
Allah. Hal yang lucu juga ialah ingin dicintai tetapi tidak mau
melakukan perintah yang dicintai. Padahal kalau kamu cinta kepada barang
saja, – kamu cinta kepada piaraan, misalnya, kelinci, – di mana-mana
diingat. Kalau kamu mau pergi saja harus menyediakan makanan dan
lain-lain. Kalau kamu mempunyai piaraan tidak pernah dikasih makan,
tandanya kamu tidak cinta.
Allah Swt. Maha Kaya, Maha Pemurah, Maha Pengasih, Maha Adil. Kalau
kita mencintai Allah Swt., Allah Swt. akan balas mencintai kita. Kalau
kita mencintai barang, belum tentu barang itu mencintai kita. Tetapi
kalau cinta pada Allah, itu jelas. Maka anak-anak harus melakukan shalat
Witir. Kapan melakukannya? Setiap malam. Bulan Syawal? Iya. Bulan
Dzulqa’dah? Iya. Bulan Dzulhijjah? Iya. Selain pada bulan puasa kita pun
tetap melakukan shalat witir supaya diakui sebagai umat Nabi Muhammad
Saw. Pada hadits yang lalu Rasulullah menyatakan bahwa kita tetap
melakukan shalat witir sekalipun akibatnya kita akan ditinggal oleh
kendaraan,
لا تدعوا الوتر ولو طردتكم الخيل
“Jangan engkau tinggalkan shalat witir sekalipun akibatnya ditinggalkan oleh kudanya.”
Pada zaman dahulu orang-orang bepergian dengan mengendari kuda.
Sekalipun dengan shalat witir itu kudanya kabur, tidak apa-apa.
Sekalipun dengan shalat witir itu kita ketinggalan bis, tidak apa-apa.
Sekalipun dengan shalat witir itu kita harus ketinggalan pesawat, tidak
apa-apa. Karena Allah akan memberikan ganti lebih daripada itu.
0 komentar:
Posting Komentar